Koko Cici Jakarta Rayakan Hari Raya Bakcang 2018 Melalui "Sahabat Bakcang"

30-07-2018 | Koko Cici Jakarta

Jakarta, 30 Juni 2018 - Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, lebih dari 300 suku dan kebudayaan terdapat di Indonesia. Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia, yang keberadaannya semakin memperkaya kebudayaan yang ada di Indonesia. Orang Tionghoa sendiri, terkenal akan banyaknya perayaan atau festival didalam tradisinya, salah satunya adalah Festival Duanwu Jie ( ???). Festival yang selalu dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek ini dikenal sebagai Hari Raya Bakcang. Tahun ini, Hari Raya Bakcang jatuh pada tanggal 18 Juni 2018.

Dalam rangka memperingati Perayaan Hari Raya Bakcang, Koko Cici Jakarta menyelenggarakan Festival Bakcang bertajuk “Sahabat Bakcang: Bersama, Berbagi, Ceria!” di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta, pada Sabtu, 30 Juni 2018. Mengusung tema Sahabat Bakcang, Koko Cici Jakarta ingin menjadi sahabat dan merangkul semua orang untuk dapat merayakan dan menikmati Hari Bakcang yang merupakan salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia.

“Acara ini merupakan salah satu bentuk pengabdian Koko Cici Jakarta sebagai duta pariwisata, sosial dan budaya Tionghoa kepada masyarakat untuk memperkenalkan sejarah, makna, dan asal-usul bakcang yang merupakan salah satu warisan budaya Tionghoa di Indonesia,” ungkap Koko Frans Layendra selaku ketua panitia pelaksana acara Sahabat Bakcang. “Kami juga berharap acara ini dapat meningkatkan rasa toleransi antar suku dan budaya yang ada di Indonesia khususnya di Jakarta ini,” tambahnya.

Acara “Sahabat Bakcang” dibuka oleh sambutan dari Ketua Panitia Pelaksana dan Ikatan Koko Cici Jakarta, kemudian dilanjutkan dengan demo cara membuat bakcang dan lomba membuat bakcang bagi ibu-ibu, serta lomba mewarnai bagi anak-anak. Untuk menambah kemeriahan acara, juga ada penampilan hiburan dari Koko dan Cici Jakarta Berbakat 2018 serta tarian Mars Koko Cici Jakarta. Acara diakhiri dengan penyerahan hadiah bagi pemenang lomba dan juga pembagian bakcang gratis kepada masyarakat yang datang meramaikan acara.

Sejarah Hari Bakcang

Sejarah Hari Raya Bakcang berkaitan erat dengan seorang menteri bernama Qu Yuan (340 SM-278 SM) yang sangat berbakat, setia, dan bijaksana di negara Chu namun tidak disukai oleh meteri-menteri korup lainnya sehingga Ia diusir dan dibuang ke pengasingan. Pada Tahun 278 SM, Qu Yuan mendengar bahwa kota Ying (ibukota Chu) hancur, Ia akhirnya menenggelamkan diri di Sungai Miluo Sebagai bentuk kesedihannya atas jatuhnya negara Chu. Menurut cerita, penduduk desa pun berusaha mencari tubuhnya di sungai menggunakan perahu. Mereka mendayung perahu sambil memukul drum untuk menakuti-nakuti ikan dan roh-roh jahat agar tidak mengganggu tubuh Qu Yuan. Mereka juga melempar bungkusan nasi ke dalam sungai agar dimakan ikan dan ikan tidak memakan tubuh Qu Yuan. Pelemparan bungkusan nasi yang saat ini dikenal dengan bakcang juga dimaksudkan sebagai persembahan untuk roh Qu Yuan.